Perkembangan berbagai macam industri di Jepara menarik minat Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk menawarkan bahan baku industri. Sebagai daerah penghasil kayu dan rotan, kabupaten di Kalimantan Tengah itu menawarkan kedua bahan baku tersebut bagi kelangsungan industri di Jepara. Tawaran suplai bahan baku disampaikan langsung oleh Bupati Kotawaringin Timur Drs. Muhammad Wahyudi K. Anwar, M, AP di Jepara, Selasa siang (2/6).
Tawaran ini disampaikan kepada Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM ketika Bupati Jepara menerima kunjungan kerja Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di Jepara. Bupati Kotim Wahyudi memimpin langsung kunjungan kerja tersebut. Rombongan dari kotim terdiri atas sejumlah pejabat setempat beserta para camat.Mendapat tawaran ini bupati Jepara memberikan sambutan positif. Bahan baku rotan lebih sering dibicarakan karena kayu yang ditawarkan bukan kayu jati. Menurut Bupati Jepara Hendro Martojo, dalam waktu dekat Pemkab Jepara akan melakukan kunjungan ke Kotim untuk melihat langsung potensi rotan tersebut. Bila memungkinkan, kerja sama akan dilakukan. Apalagi, suplai rotan dari Kotim ke Jepara diperkirakan mudah dilakukan karena pelabuhan Jepara bisa didarati kapal dengan bobot sampai dengan seribu DWT. "Kami juga merencakan pembukaan jalur transportasi udara dari Sampit langsung ke Semarang. Kami akan bekerja sama dengan salah satu maskapai," kata Bupati Kotim. Sampit adalah ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Bupati Hendro Martojo menginstruksikan Kepal Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ir. Herry Purwanto, MM untuk merencakan kunjungan ke Kotim dalam waktu dekat. Selama ini, para perajin anyaman rotan harus mendatangkan bahan baku dari Surabaya dan Cirebon. Jika kerja sama dengan Kotim dapat direalisasi, sebagian mata rantai perdagangan bahan baku rotan bisa dipangkas untuk menekan harga.
Di Jepara, industri anyaman rotan yang juga diekspor ke berbagai negara berkembang di Kecamatan Welahan, terutama Desa Telukwetan dan Desa Sidigede. Pada akhir tahun lalu, industri ini mampu menyerap 50.668 tenaga kerja yang tersebar di 3.821 unit usaha. Nilai investasi yang tertanam telah menyentuh angka Rp. 160,5 miliar.Jika terjadi persetuan harga kerja sama ini diharapkan meningkatkan prospek anyaman rotan di Jepara. Di Kotawaringin Timur, bahan baku rotan berada di Kecamatan Antang Kalang, satu dari lima belas kecamatan di sana. Saat ini rotan setempat belum dipanen karena harganya hanya Rp. 50 ribu per kwintal. Harga ini, menurut Camat Antang Kalang, Adoni, tak sebanding dengan biaya pemanenan sehingga rotan dibiarkan mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar