07 Desember 2009

Pemkab Jepara Hibahkan Tujuh Mobil

Sebanyak tujuh lembaga non-pemerintah di Jepara, Senin pagi (7/12) menerima hibah kendaraan roda empat dari Pemerintah Kabupaten Jepara. Secara simbolis,
penerimaan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dilakukan Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM, kepada pimpinan lembaga-lembaga penerima. Penyerahan dilakukan di sela-sela upacara peringatan Hari Nusantara Tahun 2009 di halaman Setda Jepara.
Tujuh lembaga penerima hibah adalah RSI. Sultan Hadirin, PC NU, PD Muhammadiyah, LP. Ma’arif Cabang, PMI Cabang, Dewan Pendidikan, dan MUI Kabupaten Jepara. Kendaraan berbagai merek ini diharapkan menjamin kelancaran operasional lembaga penerima bantuan.
“Sebenarnya kendaraan-kendaraan ini telah lama digunakan lembaga-lembaga tersebut. Namun selama ini penggunaannya dalam status pinjam pakai. Bukan hibah. Jadi kami tak memberikan hibah dua kali kepada lembaga yang sama,” kata Hendro Martojo.
Setelah mendapatkan rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), penggunaan kendaraan ini kemudian dibakukan dengan cara hibah. “Jadi lembaga bisa segera mengubah kendaraan operasional ini dari plat merah menjadi plat hitam,” lanjutnya.
Hibah ini disesuaikan dengan aturan yang ada. Sebelumnya, berdasar Permendagri 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, hibah belum bisa dilakukan. Lalu muncullah Permendagri 59/2007 tentang Perubahan Atas Pemendagri No.13/2006 yang memungkinkan pemberian hibah ini.
Terkait alasan hibah, kata bupati, karena lembaga-lembaga ini dinilai memberikan banyak bantaun kepada Pemkab Jepara. “Utamanya memerikan pelayanan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk,” lanjutnya lagi.

Tak ada Makelar Penerimaan CPNS

Meski tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Jepara telah dilaksanakan Senin (6/12) lalu, masyarakat diharap tetap
memercayakan proses tersebut pada aturan yang berjalan. Harapan ini
kembali disampaikan Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM Senin pagi
(7/12) saat menjadi pembina upacara di halaman kantornya. Upacara diikuti
seluruh pegawai di lingkungan sekitar Setda Jepara, serta para pejabat Pemkab
Jepara.

Menurut Bupati, proses penerimaan calon abdi negara dan masyarakat yang dilakukan di Jepara, tak memungkinkan adanya makaler. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, bupati menjamin bahwa penerimaan CPNS di Jepara tetap dilaksanakan secara bersih dan transparan.
Tahun ini, Pemkab Jepara kembali menginduk kepada Pemerintah Provisni Jawa Tengah dalam melakukan seleksi pegawai. Tak hanya soal-soal tes, proses koreksi juga dilakukan di tingkat tersebut. Pemkab Jepara nantinya hanya akan menerima peringkat peserta tes untuk disampaikan dalam pengumuman kelulusan sesuai jumlah formasi yang ada.
“Kalau ada yang mengaku bisa meluluskan CPNS dengan imbalan tertentu, itu nonsent,” katanya di depan peserta upacara. Untuk itu, masyarakat diminta tak memercayai tawaran seperti itu. “Silakan saja bertanya pada para pegawai yang baru lulus, termasuk sejak tahun 2004,” lanjutnya. Seluruh peserta tes yang lulus, tak dikenakan biaya apapun untuk diproses sebegai CPNS di lingkungan Pemkab Jepara.
Tahun ini Pemkab Jepara mendapatkan lokasi CPNS sebanyak 401 formasi. Dari jumlah tersebut, 221 formasi di antaranya diperuntukkan bagi tenaga kependidikan, 104 formasi tenaga kesehatan, dan 76 sisanya tenaga teknis lainnya.
Sebanyak 8.528 peserta yang dinyatakan lolos seleksi administratif, hari Minggu mengikuti tes di sembilan tempat untuk memperebutkan formasi tersebut. Pengumuman hasil tes akan dilakukan serentak se-Jawa Tengah pada 23 Desember mendatang.

02 Desember 2009

Pantai Bandengan akan Miliki Mini Golf

Fasilitas di lokasi wisata akan bertambah dengan sarana olahraga. Lahan seluas dua hektare di sisi tenggara lokasi tersebut, akan segera menjadi lapangan golf mini. Kepastian ini disampaikan Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM, Selasa pagi (1/12), saat berada di lokasi tersebut untuk mencanangkan gerakan one man one tree tahun 2009.

Untuk merealisasikan lapangan yang golf mini yang direncanakan memiliki 9 lobang (nine holes), Pemkab Jepara telah menata lokasi yang luasnya sekitar 15 persen dari seluruh luasan pantai. Saat ini kawasan tersebut masih dalam penataan dan baru selesai pada tahap pembuatan lapangan meliputi penanaman rumput dan perluasan lapangan. Kontur tanah di lokasi ini telah ditata menyesuaikan kebutuhan mini golf area, yang memang belum ada di Jepara. Beberapa fasilitas istirahat juga telah dibangun.

Selain bisa dimanfaatkan untuk taman wisata keluarga, mini golf area ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan investasi wisata di lokasi tersebut. “Kawasan yang tertata tentu akan lebih menarik minat investor dari pada saat berupa rawa-rawa,” katanya.

“Semoga akan ada investor yang tertarik untuk berinvestasi di bidang wisata, misalnya dengan membangun hotel, resort, atau fasilitas lain,” lanjutnya.

Sebagai bagian dari kelanjutan rencana ini, momen gerakan one man one tree sebagian dialokasikan di lapangan. Pada Selasa pagi (12/1), bupati, komandan kodim jepara, Kapolres Jepara, Wakil ketua DPRD Jepara, dan sejumlah tokoh melakukan penanaman penghijauan di lokasi tersebut. Hijauan ini diharapkan menjadi bagian untuk mempercantik lapangan.

Lahan Kritis di Luar Hutan Capai 28 Ribu Hektare

Kerusakan lahan yang saat ini terjadi di Jepara ternyata tak hanya berada di dalam hutan. Di luar kawasan hutan, kerusakan lahan yang terjadi akibat ulah manusia juga memprihatinkan. Kondisi ini semakin memperberat upaya rehabilitasi lahan yang harus dilakukan.

Kepala Dinas Kehutanan dan perkebunan Kabupaten Jepara Drs. Wahyudi, MM mengatakan, saat ini kerusakan lahan di luar kawasan hutan mencapai 28.961 hektare. Perinciannya, 1.074 hektare lebih dalam kondisi kritis, 21.737 hektare lebih agak kritis, dan 6.149 hektare lebih sisanya dalam kondisi ptensial kritis.

Dengan kondisi ini, strategi rehabilitasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Jepara menjadi lebih berat. Agar masyarakat pemilik lahan ikut berpartisipasi, desain rehabilitasi lahan yang dilakukan adalah bagaimana agar kegiatan tersebut memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Di antaranya adalah pemilihan bibit hijauan, yakni jenis multi purpore trees, (MPTs)” kata Wahyudi.

Aksi nasional one man one tree diharapkan bisa membantu kondisi ini. Untuk itu peran swasta, menurut Wahyudi, akan terus didorong.

Sementara itu, program rehabilitasi yang dilakukan Pemkab Jepara tahun depan akan mulai diarahkan juga di lahan hutan lindung. Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM mengatakan, kawasan hutan lindung Kecamatan Donorojo tepatnya di seputar Desa Banyumanis, Blingoh, Ujungwatu, dan Jugo sudah berada dalam kondisi memprihantinkan. “Sekitar 1.200 hektare hutan lindung di sana sudah benar-bena gundul sehingga harus segera dikonservasi,” katanya.

Tak hanya itu, kerusakan kawasan pantai dan pulau-pulau kecil juga akan mendapat perlakuan sejenis. :Tak terkecuali di Pulau Panjang yang luasannya disebutkan terus menyuisut. Pada tahun 2003 pun fenomena ini telah terjadi sebagaimana gambar yang ditampilkan Google Earth saat ini,” lanjutnya.

“Untuk merealisasikan hal ini, salah satu kunci utamanya adalah pada tingkat koordinasi dengan semua lembaga terkait, baik vertikal maupun horisontal,” kata Hendro lagi.

Meski gerakan penghijauan biasanya dilakukan mulai bulan Pebruari sampai akhir tahun, bupati merencakan penetapan tahun 2010 sebagai Tahun Rehabilitasi pada awal tahun. “Kemungkinan pada acara malam pergantian tahun atau old and new night,” katanya.

Gerakan One Man One Tree di Jepara, Penanaman Baru Terealisasi 31 Persen

Satu bulan menjelang berakhirnya tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Jepara baru merealisasikan 31 persen targetnya dalam gerakan one man one tree. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM Selasa pagi (1/12) di Pantai Bandengan saat mencanangkan Bulan Menanam Nasional dan Gerakan Perempuan Tanam/Tebar dan Pelihara (GPTTP). Acara dihadiri seluruh unsur Muspida dan Wakil Ketua DPRD Jepara H. Subangun.

Sebanyak 1.073.631 batang pohon baru ditargetkan tertanam di Jepara tahun ini. Jumlah ini sebanding dengan jumlah penduduk Jepara saat ini. Namun, sebagaimana laporan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Jepara Drs.Wahyudi MM, saat ini baru dilaksanakan penanaman 341.983 batang. “Kami harap target ini bisa terealisasi,” kata bupati.
Momentum awal musim penghujan akan dilaksanakan semaksimal mungkin untuk menggerakkan swadaya masyarakat dalam gerakan ini. Selain itu, bupati juga meminta beberapa lembaga ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. “Seperti kalangan industri yang memang secara langsung menggunakan kayu sebagai bahan baku, lembaga perbankan, dan lembaga lain yang bisa membantu,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Hutbun Kabupaten Jepara, Wahyudi, mengungkapkan stretegi Pemkab Jepara untuk merangsang swadaya masyarakat dalam gerakan one man one tree. ”Kami telah menyediakan bibit tanaman sebanyak 280 ribu batang,” kata Wahyudi. Jumlah ini 150 ribu di antaranya dihasilkan dari Kebun Bibit Desa, 100 ribu batang bantuan Departemen Kehutanan melalui BPDAS Pemali Jratun, dan 30 ribu batang sisanya dari kegiatan daerah Penghijauan Hutan Rakyat.
Kegiatan ini sendiri merupakan bagian dari partisipasi dalam Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada tanggal 28 Nopember. “Namun kami rangkai dengan kegiatan Bulan Menanam Nasional dan GPTTP pada bulan ini,” kata Wahyudi. Acara ditandai dengan penanaman bibit pohon secara simbolis oleh Bupati, Kapolres, Dandim, dan Ketua DPRD Jepara yang diwakili Wakil Ketua Dewan, Subangun.
Sebelumnya, bupati menyerahkan hadiah satu ekor sapi kepada Petinggi Desa Damarwulan, Kecamatan Keling, Taubi Hadi Sutejo. Ini merupakan “reward” atas prestasi desa tersebut yang tahun ini menjadi juara nasional Desa Peduli Kehutanan.